Hakikat Tauhid.
Sesungguhnya Allah adalah nama zat dari
Tuhan swt yang diperkenalkan sendiri oleh-Nya. Selain sebagai nama bagi zat
Tuhan swt, Allah adalah juga tempat terkumpulnya
atau terhimpunnya seluruh sifat yang dikandung zat-Nya, sehingga
Allah sebagai sebutan yang utama untuk Tuhan sudah meliputi Tuhan secara
keseluruhan yang terdiri dari zat dan sifat-Nya.
Hubungan
antara zat dan sifat pada hakikatnya adalah hubungan sebab akibat yang saling
terkait dan saling menerangkan antara keduanya. Keberadaan sifat disebabkan
karena adanya zat dan keberadaan zat hanya bisa dinyatakan dengan adanya sifat,
sehingga melalui hubungan tersebut Tuhan telah membukakan satu celah yang
bisa dimasuki oleh akal manusia untuk mengetahu hakikat zat-Nya dengan
benar.
Sebelum
melanjutkan kepada kajian tentang pemahaman sifat Allah, yang pertama yang
harus diyakini tentang kajian sifat Allah itu adalah bahwa sifat yang
dimiliki Allah adalah sifat yang maha sempurna yang tidak dimiliki oleh selain
Allah.
Karena
apabila terjadi persamaan antara sifat yang dimiliki oleh Allah dengan sifat
yang dimiliki oleh selain Allah, maka sifat tersebut bukan lagi menjadi sifat
Allah, karena Allah tidak bisa dipersandingkan dengan apapun sebagaimana
yang dinyatakan dalam Al-Quran :
”
dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.” ( QS : 112 : Surat : Al Ikhlash Ayat 04 )
Setelah
prinsip dasar tersebut difahami dan diyakini secara sungguh-sungguh dengan hati
yang sabar dan ikhlas, baru bisa dilanjutkan dengan kajian tentang sifat-sifat
Allah.
Bila
tidak, kajian tentang sifat-sifat Allah itu akan melahirkan pemahaman yang
sesat seperti faham serba Tuhan yang berkeyakinan bahwa semuanya alam
ini adalah perwujudan dari zat Tuhan , atau faham yang menyakini
bahwa makhluk setelah melewati fase-fase pemahaman tertentu bisa melakukan
penyatuan dengan Tuhan dan beberapa pemahaman lain yang dikatagorikan
sebagai faham yang menyimpang seperti faham Muttazilah, Wahabi, dll
Sekarang
kita lanjutkan :
Imam
Abu Hasan Ali al Asy-ary dan Imam
Abu Mansur al Muturidi sebagai pelopor berdirinya faham Ahlul Sunnah
Wal Jamaah telah menerangkan sebagai sebuah syariat bahwa sifat Allah
itu dikelompokkan menjadi 41 ( empat puluh satu ) sifat dan dikelompokkan lagi
menjadi 4 ( empat ) kelompok besar yaitu :
(
sudah banyak blog yang membahas masalah sifat-sifat Allah ini, sehingga saya
tidak akan melakukan kajian secara rinci tentang masing-masing sifat, tapi
lebih kepada hakikat sifat dan pemahaman tentang Zat Allah melalui
sifat-sifat-Nya )
1.
Sifat Nafsiah
Sifat
nafsiyah adalah sifat yang melekat pada
Zat Allah. Sifat nafsiyah ini mengakibatkan lahirnya sifat-sifat
yang lain. Sifat nafsiyah itu adalah Ujud yang berarti ada. Jika sifat
Ujud ini tidak ada pada Zat Allah, maka sifat-sifat yang lain pun menjadi tidak
ada, sehingga mustahil Allah itu tidak ada, karena adanya Allah dengan sifat
Ujud ini. Jika sifat Ujud ini tidak ada, maka Allah pun menjadi tidak ada.
2.
Siaft Salbiyah Sifat
Salbiyah cendrung dikatakan sebagai sifat yang membedakan Allah
dengan selain Allah, tapi myrazano lebih memahami bahwa sifat salbiyah
adalah sifat yang menerangkan sifat nafsiyah karena apabila dinyatakan
sebagai sifat yang membedakan antara Allah dengan selain Allah tentunya
sifat-sifat Allah yang lain selain sifat salbiyah bisa dipersamakan dengan
sifat selain Allah sedangkan zat, sifat dan perbuatan Allah tidak bisa
disetarakan sesuatu apapun juga
Sifat-sifat
salbiyah itu adalah Qidam yang
berarti dahulu yang tidak bermula, Baqa, berarti kekal
yang tidak berkesudahan atau abadi yang tidak berakhir, sehingga melahirkan
sifat Mukhalifatu lil hawaditsi yang berarti tidak sama dengan
dengan segala sesuatu. Allah itu bersifat Qiyamuhu binafsihi
yang berati berdiri sendiri secara mutlak. Allah tidak membutuhkan apapun
atau siapapun juga untuk mengurus urusannya dan juga tidak mau urusannya
dicampuri, Selanjutnya dinyatakan bahwa, Allah itu bersifat Wahdaniyah
yang berarti Maha Esa atau Maha Tunggal tidak berbilang dengan pengertian bahwa
:
- Allah itu Maha Esa Zat-Nya yang berati Zat Allah itu tidak sama dengan apapun juga
- Allah itu Maha Esa Sifat-Nya yang berarti Allah itu bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang tidak sama atau dipersamakan dengan sifat selain Allah
- Allah itu Maha Esa Perbuatan-Nya yang berarti seluruh perbuatan Allah tidak bisa ditiru atau dicontoh oleh siapapun. hanya Allah yang berkuasa untuk melakukan sesuatu
Sifat
yang tergabung dalam kelompok sifat nafsiyah dan sifat salbiyah ini
merupakan dasar utama dari pemahaman tauhid. Apabila sifat-sifat nafsiyah
dan salbiyah ini difahami secara salah, maka faham tersebut telah terjerumus
kepada pemahaman tauhid yang sesat sebagaimana bebarapa pemahaman yang telah
disampaikan diatas
Sudah
banyak orang-orang alim yang tersesat dalam memahami sifat-sifat Allah ini, sehaingga myrazano sangat menyarankan untuk jangan
memaksakan logika dan pemikiran dalam melakukan kajian tentang tauhid. Apabila
pada saat itu logika dan pemikiran belum bisa menumbuhkan pemahaman yang benar
tentang kajian yang sedang diuraikan. Tinggalkan saja dulu untuk sementara.
Tapi
jagan berhenti, Ketahuilah bahwa sesungguhnya hukum mempelajari dan memahami
tauhid secara benar adalah wajib atau fardhu ‘ain (wajib bagi setiap diri ) karena hanya dengan pemahaman dan keyakinan yang benar
seluruh amal dan ibadah yang dilakukan bisa diterima Allah swt, selain dari itu
ditolak apabila ibadah tersebut tidak menjadi tambahan dosa.
Kalau
memungkinkan belajarlah melalui seorang guru atau mursyid yang bebar-benar
telah memahami tentang hakikat tauhid yang benar. Jangan sekali-kali
belajar pada mursyid ( guru hidup ) yang masih atau sedang mencari-cari hakikat
tauhid yang sesungguhnya, karena itu sama artinya dengan membukakan celah
yang lebar bagi iblis untuk menyesatkan.
Untuk
lebih jelasanya silahkan baca pengertian ilmu tauhid pada link ini atau disini
Mungkin untuk sementara posting ini dicukupkan sampai disini dulu, karena pada
kajian selanjutnya myrazano akan melakukan kajian tentang 2 ( dua ) kelompok
sifat Allah selanjutnya yang merupakan pendalaman atau pemahaman lanjutan
tentang Hakikat Zat pada Sifat Allah melalui sifat
3).
Maani dan sifat 4). Ma’nawiyah. Apabila sampai
kajian ini terdapat hal-hal yang kurang bisa difahami dengan baik silahkan
penyampaikan pertanyaan melalui kotak komentar yang tersedia, termasuk bantahan,
sanggahan atau apapun yang ingin disampaikan, mohon disampikan secara
santun dan jangan menyebut nama orang lain yang tidak berhubungan dengan
saya . Seluruh pertanyaan, tanggapan, bantahan, sanggahan atau
sekedar komentar yang disampaikan, Insya Allah, saya akan berusaha menjawab dan
menjelaskannya dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. karena ilmu
Allah itu maha luas dan tanpa batas.
Sumber : http://annafiz.wordpress.com/
Sumber : http://annafiz.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment