Hakikat Dzat pada Sifat Allah
.Setelah menyelesaikan kajian tentang sifat ujud dan sifat hayat yang merupakan
dua sifat yang utama bagi Allah swt, maka mulai dari kajian ke lima Hakikat Zat
Pada Zat Allah ini sesungguhnya kita sudah memasuki kajian kesimpulan dan
aplikasi dari pemahaman yang sudah dibahas dalam aktivitas kehidupan kita
sehari-hari dan ritualitas ibadah wajib dan ibadah sunnah sebagai pengamalan
syariat ajaran agama islam sebagai agama tauhid terakhir.
Sebagaimana yang telah disampaikan
dalam kajian-kajian sebelumnya bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah swt
sebagai tuhan adalah sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah swt saja. Tidak
dimiliki oleh makhluknya. Apabila sifat-sifat tersebut terdapat pada makhluk,
maka berarti sifat tersebut bukan sifat Allah swt karena Allah swt sebagai
tuhan tidak bisa disamakan, tidak bisa disetarakan dengan apapun juga baik itu
zat, sifat ataupun perbuatannya. Itulah tauhid yang benar lagi lurus yang kita
tidak boleh tersesat didalamnya.
Pada kajian sebelumnya juga telah
difahami bahwa, dengan pendevinisian dari sifat-sifat Allah swt yang telah
dilakukan oleh ulama-ulama Ahlul Sunna Wal Jamaah sebelumnya sesungguhnya telah
membuka satu celah kepada kita sebagai makhluk yang berakal untuk mengungkap
tentang hakikat dari Allah swt itu secara nyata, karena hubungan antara zat dan
sifat adalah hubungan yang saling terkait, dimana keberadaan suatu zat akan
bisa diketahui dan dijelaskan melalui sifat-sifatnya dan sifat-sifat yang
dikandung oleh zat adalah penggambaran dari zat itu sendiri. Dengan logika
sederhana dapat dinyatakan bahwa, dimana ada zat, maka disitulah sifatnya
berada dan dimana sifat terlahir, maka disitu juga sesungguhnya zatnya berada
Ungkapan atau contoh yang sangat
logis dan gampang untuk difahami tentang hubungan antara zat dan sifat adalah
dengan memahami sifat dari api. Yaitu Panas, panas merupakan sifat yang
dikandung oleh api, dimana panas itu terasa, maka disitulah api itu berada.
Apabila semakin panas kita rasakan, maka sesungguhnya semakin dekat kita dengan
sumber panas itu yaitu api, sehingga semakin dekat kita dengan api maka kita
akan semakin merasakan panasnya api itu. Dan sebaliknya, apabila semakin jauh
kita dari api, maka panasnya api akan semakin berkurang kita rasakan. Dimana
ada panas disitulah ada api. Panas adalah sifat dan api adalah zatnya.
Akibat dari panas yang ditimbulkan
akan berbanding lurus dengan jarak yang berhasil dicapai oleh suatu benda
dengan sumber panas atau api tersebut.
Semakin dekat keberadaan suatu benda
dengan sumber panas, maka akan semakin besar panas yang diserap benda dan
semakin besar juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda
disekitarnya
Semakin jauh keberadaan suatu benda
dengan sumber panas, maka akan semakin kecil panas yang diserap benda itu dan
semakin kecil juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda
disekitarnya
Sehingga ketika tidak ada lagi jarak
yang tersisa antara suatu benda dengan sumber panas, maka benda itu dinyatakan
berada dalam sumber panas itu, maka benda itu akan terbakar, menjadi bagian
bahan bakar yang menyalakan atau menghidupkankan api. Bukan Menjadi Api
Kedekatan Allah swt sebagai Tuhan
dengan Makhluk pada hakikatnya tidak merubah makhluk menjadi tuhan. Tetapi
hanya mempertegas pembuktian atau memperjelas keberadaan sifat Allah swt saja.
Pada tataran inilah sebetulnya faham
tauhid lebih banyak disesatkan oleh iblis dari golongan jin sehingga terbentuk
pemahaman bahwa makhluk bisa menyatu dengan Tuhannya ( untuk yang memahami jin adalah bagian dari iblis )
Dan pada tataran ini jugalah
sebagian ahli sihir yang mengaku menguasi atau memiliki ilmu putih ( padahal itu
adalah sihir juga ) menekankan pemahamannya, sehingga
para iblis yang telah menguasi sihir tertentu menyakinkan kepada para budaknya
itu ( tukang sihir ), seolah-olah kehendak penyihir tersebut
merupakan iradat-Nya Allah swt, padahal semua itu hanyalah tipuan iblis
dari kelompok jin belaka.
Telah banyak para alim dan
orang-orang yang mengaku sebagai ahli tariqat dan ahli tasawuf terjebak dalam
pemahaman ini, sehingga banyak sekali ditemui
kelompok-kelopok tariqat dan pengajian tasawuf yang sesat dan menyesatkan
pengikutnya seperti pemahaman bahwa, pencapaian maqam tertentu pada keyakinan
tauhid yang difahami, telah menggugurkan ikatan hukum syariat padanya. Setiap
yang dilakukan adalah Haq atas kehendak Allah swt.
Sesungguhnya pemahaman tauhid
seperti itu ( dan masih banyak lagi pemahaman tauhid yang tersesat dan atau
dianggap sesat ) lebih banyak disebabkan oleh kurang lengkapnya dan tidak
sempurnanya pemahaman tauhid yang diyakininya. Sebagian lagi disebabkan
dorongan nafsu yang dikendalikan oleh jin yang memang bertugas dan telah
mendapat izin resmi dari Allah swt untuk menyesatkan umat manusia yang tidak
mampu menguasai dan mengendalikan nafsunya dengan baik.
Pada bagian akhir dari kajian
Hakikat Zat Pada Sifat Allah pada kajian kelima atau ketujuh ini kembali
myrazano mengingatkan jangan berhenti memahami kajian hakikat zat Allah swt
melalui sifat-sifat Allah sampai pada kajian ini saja. Pada kajian selanjutnya
kita akan mencoba melanjutkan Hakikat Zat Pada Sifat Allah secara lebih
mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dan ibadah. Insya Allah.
Fahamilah kembali kajian ini dari
awal dari secara berulang-ulang. materi kajian yang sudah disampaikan merupakan
kajian bersambung dalam satu rangkaian. Kalau hanya memahami satu bagian saja
justru bisa menimbulkan kebingungan dan keraguan atau melahirkan pemahaman
tanpa dasar yang pada akhirnya menimbulkan fanatisme yang sombong, yang selalu
merasa paling benar. Selain dari pemahaman yang diyakininya adalah salah atau
dianggap bida’ah. Padahal Kebenaran Yang Sesungguhnya Hanya Milik Allah swt
saja. Tugas kita hanya meyakini sebanyak yang kita fahami saja
Pahami semua kajian ini secara utuh
dan konprehensif dan tanyakan apa-apa yang tidak jelas atau kurang difahami
kepada para guru kita yang ada dimajelis masing-masing atau sebagai solusi
pertama sampaikan pertanyaan, kritikan, saran, bantahan, sanggahan pada kotak
komentar yang tersedia. Insya Allah saya akan mencoba menjelaskan setiap
pertanyaan yang timbul dari kajian ini. [ Annafiz ]
Sumber : annafiz.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment