ini cuma perumpamaan tapi tidak ada salahnya kita mencontoh para nabi karna mereka adalah figur buat kita
hidup memang tidak mudah di jalani tapi sangat mudah kalau di ucapkan maka pakailah i'tibar mukjizatnya para nabi
contoh
nabi nuh dengan perahunya
maksudnya jagalah hidup kita ibarat perahu dari lautan yang berarti
kesalahan supaya kita bisa berhenti di gunung atau derajat yang tinggi
contoh
mukjizat nabi idris yaitu berteman dengan malaikat pencabut nyawa
maksudnya i'tibar untuk kita yaitu hindarialah matinya pikiran dan hati
walau serangan yang mau mematikan pikiran dan hati kita selalu
melemahkan diri kita agar kita mendapat kebahagiaan atau surga yg kekal
contoh
mukjizat nabi sulaiman yaitu bisa menundukkan segala mahluk hingga dia jadi raja
maksudnya i'tibar untuk kita kuasailah diri kita sepenuhnya jangan mau
di jajah oleh jin,setan,iblis dlm diri agar kita selalu mengontrol diri
dan jadi raja buat diri sendiri untuk menapaki jalan kehidupan
contoh
mukjizat nabi musa yaitu membelah lautan dengan tongkatnya
maksudnya i'tibar buat kita agar selalu percaya diri atau tongkat agar
kita bisa membelah lautan atau menyelesaikan masalah yang kita hadapi
contoh
mukjizat nabi ibrahim yaitu di bakar tidak mempan dan selamat sejahtera
maksudnya i'tibar buat kita sebisa mungkin redamlah nafsu atau api agar kita selamat sejahtera
contoh
mukjizat nabi isa yaitu menghidupkan orang mati
maksudnya i'tibar buat kita untuk menjadi penerang buat orang orang
yang hatinya mati supaya hidup kembali atau memberi motivasi
contoh
mukjizat nabi yusuf yaitu ketampanannya
maksudnya i'tibar buat kita agar kita selalu ramah tamah atau supel pasti orang akan tertarik pada kita
contoh
mukjizat nabi muhammad yaitu tentang pandai mensukuri
maksudnya i'tibar buat kita agar selalu berprasangka baik dan selalu nerimo ing pandum dengan segala pemberianNya
contoh
mukjizat nabi ismail yaitu ikhlas mengorbankan jiwa raganya di sembelih karena allah
maksud i'tibar buat kita agar kita ikhlas mengorbankan segalanya pada jalan alloh
contoh
mukjizat nabi yunus yang di makan ikan nun yang akhirnya mengakui salahnya krna meninggalkan umatnya
maksud i'tibar buat kita kalau kita sedang memasuki 3 kegelapan yaitu
gelapnya fikir,hati,dan penglihatan cepat cepat bertobat agar mendapat
pertolonganNya
semoga kita bisa mengambil i'tibar dari mukjizat para nabi untuk kehidupan kita aamin
kalau kurang mohon di tambahi
kalau salah ya maklum lg belajar monggo kulo nyimak nuwun
Oleh gus.i.batorokarang
- Homemain page
- Pengantarsay hello
- Ad Durrun NafisTasawwuf
- Subscribe to RSSkeep updated!

May 03, 2013
pakailah i'tibar mukjizatnya para nabi
kata datuk dulu
kata datuk dulu janganlah merasa bisa tapi tidak bisa merasa.
merasa sempurna tapi tidak sempurna merasa.
merasa paling berilmu tak tahu hakikatnya bodoh.
tanpa disadari akan menjadi belati yang menusuk diri,
kalo tidak dievaluasi dimuhasabahin ditaubatin.
akan menjelma menjadi ke aku an yang begitu cincai.
padahal Aku di atas aku itu yang sebenarnya hidup.
untuk mengejar ridho Aku mestilah hilang aku yang kecil.
tanda-tanda orang seperti itu salah satunya beraura gelap, tiasa menghujat orang laen dari belakang, tapi nte berani berkata berhadapan secara langsung agar silahturahmi slalu terjaga.
yang paling berbahaya lagi, apabila orang seperti ini berprofesi sebagai pemberi contoh bagi orang banyak. ketika sifat itu dibawa kedalam sistem, maka akan terjadi konflik yang tak kunjung henti dan menggersangkan.
Oh... aku gelok deh jadinya.
Jangankan pintar, bodoh pun aku ndik punya. Al Fatihah
merasa sempurna tapi tidak sempurna merasa.
merasa paling berilmu tak tahu hakikatnya bodoh.
tanpa disadari akan menjadi belati yang menusuk diri,
kalo tidak dievaluasi dimuhasabahin ditaubatin.
akan menjelma menjadi ke aku an yang begitu cincai.
padahal Aku di atas aku itu yang sebenarnya hidup.
untuk mengejar ridho Aku mestilah hilang aku yang kecil.
tanda-tanda orang seperti itu salah satunya beraura gelap, tiasa menghujat orang laen dari belakang, tapi nte berani berkata berhadapan secara langsung agar silahturahmi slalu terjaga.
yang paling berbahaya lagi, apabila orang seperti ini berprofesi sebagai pemberi contoh bagi orang banyak. ketika sifat itu dibawa kedalam sistem, maka akan terjadi konflik yang tak kunjung henti dan menggersangkan.
Oh... aku gelok deh jadinya.
Jangankan pintar, bodoh pun aku ndik punya. Al Fatihah
Labels:
Intisari,
Pendidikan,
Perumpamaan,
Sajak,
Tauladan
Sajak buat adinda
Duhai adinda tercinta,
Hidup bukanlah bagaimana dicinta,
Tapi bagaimana seharusnya mencinta.
Bukan bagaimana merasa sempurna,
Tapi bagaimana sempurna merasa.
Sebab yang abadi
Ialah cinta yang bermuara di dalam hati
Walau jasad melebur bersama bumi
Nyawa di dalam diri, Tak kan pernah mati
Duhai adinda,
dengan ikhlas, kau kan dapati semua ini.
Hidup bukanlah bagaimana dicinta,
Tapi bagaimana seharusnya mencinta.
Bukan bagaimana merasa sempurna,
Tapi bagaimana sempurna merasa.
Sebab yang abadi
Ialah cinta yang bermuara di dalam hati
Walau jasad melebur bersama bumi
Nyawa di dalam diri, Tak kan pernah mati
Duhai adinda,
dengan ikhlas, kau kan dapati semua ini.
Martabat Tujuh
Martabat Tanazzul pada
tingkat-tingkat berikut ini .
1.
Alam Arwah. Pada tingkat inilah terhimpun dan terhampar luas segala roh
yang tidak bersusun-susun.
2.
Alam Mistal. Ada rupa, tetapi tidak bisa dibagi-bagi karena amat
halusnya. (catatan: istilah ilmiyahnya atom, a = tidak, tom = dibagi bagi.
3.
Alam Ajsad. Berupa dan berbentuk dan bisa dibagi-bagi atau
terbagi-bagi.
4.
Alam Insan. Terhimpun menurut pengertiannya (amrun itibary) dari yang
ke 1 sampai dengan 6.
Martabat
yang ke 7 ini adalah martabat yang terakhir, kesemuanya ini dinamakan pula
umumnya dengan nama Martabat Tujuh.
Seorang
yang zahir pada alam Insan (alam manusia) kemudian sempurna makrifatnya sampai
kepada martbat yang pertama, maka orang tersebut dapat diberi gelar dengan Insan Kamil. (manusia seutuhnya sempurna)
Insan Kamil. atau manusia sempurna yang dimaksudkan ini, dimana terhimpun sifat Jalal (kemuliaan) dan sifat Jamal (keindahan) yang nyata sekali pada diri Nabi kita Muhammad s.a.w. sehingga tepat kalau beliau dikatakan atau dinyatakan sebagai penutup para Nabi.
Kesimpulan
:
Setelah
anda mempelajari apa yang tertera dalam tulisan ini, tidaklah salah kiranya
bila disini kita cantumkan ringkasan-ringkasan mskipun sudah cukup jelas pada
pasal dan bagiannya masing-masing.
- Segala perbuatan adalah perbuatan Allah, si hamba sama sekali tidak memiliki perbuatan.
- Segala asma pada hakekatnya adalah Asma Allah.
- Segala sifat pada hakekatnya adalah sifat Tuhan. Yang ada pada hamba adalah mazhar WujudNya.
- Nur Nabi kita Muhammad s.a.w. adalah dari pada Nur Zat Allah Ta’ala. Sekalian mahluk dan segala sesuatu ini di jadikan dari padanya.
Bagi
mereka yang ingin mendapatkan perbendaharaan Uluhiyah dan khazanah rabbaniyah
seharusnyalah mereka secara terus menerus dengan zikrullah dan sholawat atas
Nabi s.a.w. agar memudahkan terbukanya khazanah hati untuk menampung
“makrifatullah” dalam waktu yang singkat.
Dalam
rangka terus menurus zikir dan mentauhidkan Allah s.w.t. adalah dengan cara :
- Anda lihat segala gerak dan diam, ucapan atau bukan ucapan, semua itu adalah dri pada Allah s.w.t. Apakah hal itu dari dirimu sendiri atau bukan. Maka dengan kesungguhan dan ketekunan sehingga tahkik hal itu bagi ana dengan penuh perasaan dan kasyaf. cara ini disebut Tauhidul Af’al.
- Dengan isyarat guru, berpindah anda pada cara berikutnya Tauhidul Asma. dan Tauhidus-Sifat. engkau lihat dan pandang dengan penuh perasaan dan jiwa serta keyakinan yang mantab atau dengan perkataan lain, dengan “cara Syuhudi”, “kasyfi, “zauqi” tak ada yang kuasa, tak ada yang berkehendak, tak ada yang tahu, tak ada yang hidup, melihat, mendengar dan berkata-kata, kecuali Allah Dzat Wajibul Wujud.
- Selanjutnya anda berpindah tingkat Tauhiduz-Zat. dengan suatu kepastian bahwa tidak ada yang maujud ini kecuali Allah, fanakan segala akwan ini serta dirimu sendiri.
- Anda tenggelamkan dirimu dalam kefanaan, selanjutnya anda fanakan pula kefanaan itu dari ana, yang maksudnya “bukan anda yang memfanakan tetapi memfanakan itu adala Allah s.w.t. Hal ini yang disebut “fana ul fana”.
Apabila
semua itu sudah mencapai hasil, Allah akan letakkan anda pada suatu tingkatan
BAQO BILLAH, yang dengan itu Allah karuniai anda dengan karomah (kemuliaan) dan
kegembiraan yang tiad tara dari Hidlrat Yang Suci, begitu pula berarti anda
telah diangkat Allah dari lembah kehinaan dan dibebaskan olehNya dari perhambaan
dan belenggu hawa nafsu, lalu merdekalah anda dalam arti yang sebenarnya
sebagai hamba Allah.s.w.t.
Semua
yang diutarakan ini adalah cara-cara musyahadah, hal mana merupakan pula jalan
yang paling dekat menuju Allah, serta merupakan ibadat yang paling utama
(afdal).
Sumber : annafiz.wordpress.com
Labels:
Ad Durun Nafis,
Hakekat,
Intisari,
Sufi,
Tauhid
HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (4)
Hakikat Dzat pada Sifat Allah
.Setelah menyelesaikan kajian tentang sifat ujud dan sifat hayat yang merupakan
dua sifat yang utama bagi Allah swt, maka mulai dari kajian ke lima Hakikat Zat
Pada Zat Allah ini sesungguhnya kita sudah memasuki kajian kesimpulan dan
aplikasi dari pemahaman yang sudah dibahas dalam aktivitas kehidupan kita
sehari-hari dan ritualitas ibadah wajib dan ibadah sunnah sebagai pengamalan
syariat ajaran agama islam sebagai agama tauhid terakhir.
Sebagaimana yang telah disampaikan
dalam kajian-kajian sebelumnya bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah swt
sebagai tuhan adalah sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah swt saja. Tidak
dimiliki oleh makhluknya. Apabila sifat-sifat tersebut terdapat pada makhluk,
maka berarti sifat tersebut bukan sifat Allah swt karena Allah swt sebagai
tuhan tidak bisa disamakan, tidak bisa disetarakan dengan apapun juga baik itu
zat, sifat ataupun perbuatannya. Itulah tauhid yang benar lagi lurus yang kita
tidak boleh tersesat didalamnya.
Pada kajian sebelumnya juga telah
difahami bahwa, dengan pendevinisian dari sifat-sifat Allah swt yang telah
dilakukan oleh ulama-ulama Ahlul Sunna Wal Jamaah sebelumnya sesungguhnya telah
membuka satu celah kepada kita sebagai makhluk yang berakal untuk mengungkap
tentang hakikat dari Allah swt itu secara nyata, karena hubungan antara zat dan
sifat adalah hubungan yang saling terkait, dimana keberadaan suatu zat akan
bisa diketahui dan dijelaskan melalui sifat-sifatnya dan sifat-sifat yang
dikandung oleh zat adalah penggambaran dari zat itu sendiri. Dengan logika
sederhana dapat dinyatakan bahwa, dimana ada zat, maka disitulah sifatnya
berada dan dimana sifat terlahir, maka disitu juga sesungguhnya zatnya berada
Ungkapan atau contoh yang sangat
logis dan gampang untuk difahami tentang hubungan antara zat dan sifat adalah
dengan memahami sifat dari api. Yaitu Panas, panas merupakan sifat yang
dikandung oleh api, dimana panas itu terasa, maka disitulah api itu berada.
Apabila semakin panas kita rasakan, maka sesungguhnya semakin dekat kita dengan
sumber panas itu yaitu api, sehingga semakin dekat kita dengan api maka kita
akan semakin merasakan panasnya api itu. Dan sebaliknya, apabila semakin jauh
kita dari api, maka panasnya api akan semakin berkurang kita rasakan. Dimana
ada panas disitulah ada api. Panas adalah sifat dan api adalah zatnya.
Akibat dari panas yang ditimbulkan
akan berbanding lurus dengan jarak yang berhasil dicapai oleh suatu benda
dengan sumber panas atau api tersebut.
Semakin dekat keberadaan suatu benda
dengan sumber panas, maka akan semakin besar panas yang diserap benda dan
semakin besar juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda
disekitarnya
Semakin jauh keberadaan suatu benda
dengan sumber panas, maka akan semakin kecil panas yang diserap benda itu dan
semakin kecil juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda
disekitarnya
Sehingga ketika tidak ada lagi jarak
yang tersisa antara suatu benda dengan sumber panas, maka benda itu dinyatakan
berada dalam sumber panas itu, maka benda itu akan terbakar, menjadi bagian
bahan bakar yang menyalakan atau menghidupkankan api. Bukan Menjadi Api
Kedekatan Allah swt sebagai Tuhan
dengan Makhluk pada hakikatnya tidak merubah makhluk menjadi tuhan. Tetapi
hanya mempertegas pembuktian atau memperjelas keberadaan sifat Allah swt saja.
Pada tataran inilah sebetulnya faham
tauhid lebih banyak disesatkan oleh iblis dari golongan jin sehingga terbentuk
pemahaman bahwa makhluk bisa menyatu dengan Tuhannya ( untuk yang memahami jin adalah bagian dari iblis )
Dan pada tataran ini jugalah
sebagian ahli sihir yang mengaku menguasi atau memiliki ilmu putih ( padahal itu
adalah sihir juga ) menekankan pemahamannya, sehingga
para iblis yang telah menguasi sihir tertentu menyakinkan kepada para budaknya
itu ( tukang sihir ), seolah-olah kehendak penyihir tersebut
merupakan iradat-Nya Allah swt, padahal semua itu hanyalah tipuan iblis
dari kelompok jin belaka.
Telah banyak para alim dan
orang-orang yang mengaku sebagai ahli tariqat dan ahli tasawuf terjebak dalam
pemahaman ini, sehingga banyak sekali ditemui
kelompok-kelopok tariqat dan pengajian tasawuf yang sesat dan menyesatkan
pengikutnya seperti pemahaman bahwa, pencapaian maqam tertentu pada keyakinan
tauhid yang difahami, telah menggugurkan ikatan hukum syariat padanya. Setiap
yang dilakukan adalah Haq atas kehendak Allah swt.
Sesungguhnya pemahaman tauhid
seperti itu ( dan masih banyak lagi pemahaman tauhid yang tersesat dan atau
dianggap sesat ) lebih banyak disebabkan oleh kurang lengkapnya dan tidak
sempurnanya pemahaman tauhid yang diyakininya. Sebagian lagi disebabkan
dorongan nafsu yang dikendalikan oleh jin yang memang bertugas dan telah
mendapat izin resmi dari Allah swt untuk menyesatkan umat manusia yang tidak
mampu menguasai dan mengendalikan nafsunya dengan baik.
Pada bagian akhir dari kajian
Hakikat Zat Pada Sifat Allah pada kajian kelima atau ketujuh ini kembali
myrazano mengingatkan jangan berhenti memahami kajian hakikat zat Allah swt
melalui sifat-sifat Allah sampai pada kajian ini saja. Pada kajian selanjutnya
kita akan mencoba melanjutkan Hakikat Zat Pada Sifat Allah secara lebih
mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dan ibadah. Insya Allah.
Fahamilah kembali kajian ini dari
awal dari secara berulang-ulang. materi kajian yang sudah disampaikan merupakan
kajian bersambung dalam satu rangkaian. Kalau hanya memahami satu bagian saja
justru bisa menimbulkan kebingungan dan keraguan atau melahirkan pemahaman
tanpa dasar yang pada akhirnya menimbulkan fanatisme yang sombong, yang selalu
merasa paling benar. Selain dari pemahaman yang diyakininya adalah salah atau
dianggap bida’ah. Padahal Kebenaran Yang Sesungguhnya Hanya Milik Allah swt
saja. Tugas kita hanya meyakini sebanyak yang kita fahami saja
Pahami semua kajian ini secara utuh
dan konprehensif dan tanyakan apa-apa yang tidak jelas atau kurang difahami
kepada para guru kita yang ada dimajelis masing-masing atau sebagai solusi
pertama sampaikan pertanyaan, kritikan, saran, bantahan, sanggahan pada kotak
komentar yang tersedia. Insya Allah saya akan mencoba menjelaskan setiap
pertanyaan yang timbul dari kajian ini. [ Annafiz ]
Sumber : annafiz.wordpress.com
Labels:
Ad Durun Nafis,
Pendidikan,
Sufi,
Tauhid,
Teori
HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (3)
Hakikat Dzat pada Sifat Allah
.Sekarang kita sudah memasuki kajian ke empat dari Hakikat Zat Pada Sifat
Allah, tapi kalau dilihat dari awal, kajian keempat ini sudah merupakan
kajian keenam yang saling berhubungan dimana sebelumnya telah dibahas Mengenal Allah .
Seluruh tanggapan dan komentar
tersebut akan kita coba, insya Allah membahasnya satu per satu setelah kajian
Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini selesai secara tuntas yaitu
berhasil mengantarkan seluruh pembaca dan pengunjung blog ini menemui
tuhannya masing-masing. Insya Allah
Selanjunya dari awal SAYA selalu dan
tidak akan pernah bosan mengingatkan bahwa, Kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah
ini adalah sebuah kajian yang bersifat pendalaman dari ilmu tauhid yang sangat
membutuhkan pemahaman, maka bacalah setiap postingan ini secara
berulang-ulang karena kalau hanya sekali baca saja dijamin tidak akan
mendapatkan pemahaman apa-apa.
Beberapa istilah yang dipakai,
mungkin kelihatan asing bagi sebagian orang, karena kajian ini adalah kajian
yang sebelumnya bersifat terutup dan dipelajari secara exclusive di berbagai
tempat. Itu pun murid-muridnya kebanyakan sudah berusia lanjut. Sehingga belum
tentu semua orang pernah belajar dan mempelajari ilmu ini. Sehingga untuk
hal-hal yang kurang dimengerti dan difahami sangat disarankan untuk
mendiskusikannya di majelis taklim dan pegajian masing-masing dibawah bimbingan
para guru yang memahami ilmu taswauf secara baik agar jangan tersesat.
Mari Kita lanjutkan kajian kita.
Sifat Hayat
Sebagaimana yang telah disampikan
pada kajian sebelumnya bahwa diantara dua puluh sifat yang difahami dalam
keyakinan Ahlul sunnah wal jamah terdapat dua sifat utama yang sangat
menentukan keberadaan sifat-sifat yang lain. Tanpa dua sifat tersebut, maka
keberadaan sifat-sifat yang lain akan tidak berarti, bahkan bisa meniadakan
sifat yang lain.
Diantara Dua sifat Allah swt
tersebut yang pertama telah disampaikan pada kajian sebelunya yaitu sifat ujud.
Pada kajian ini kata akan memahami sifat kedua yaitu sifat Hayat yang berarti
hidup. Sifat hayat ini sering juga dinyatakan sebagai ibu dari segala sifat
Allah, karena tanpa sifat hayat ini sifat ujud pada zat Allah swt menjadi tidak
berati sama sekali, sehingga mustahil sifat-sifat yang lain pada Allah swt bisa
dibuktikan.
Allah Bersifat Hayat. Artinya Hidup.
Allah hidup dengan sifat hayat-Nya. Sehingga dengan sifat hayat itu
Allah maha hidup dan wajib bagi Allah untuk selalu hidup ( Hayun / Hayan ).
Karena bukti hayat Allah swt tersebut pada hidupnya tubuh kita, maka hakikatnya
bukan hidup kita, melainkan hayatnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan
hidup aku melainkan hidup-Nya Allah
Allah Bersifat Ilmu. Artinya
Mengetahui. Allah tahu dengan sifat ilmu-Nya. Sehingga dengan sifat ilmu
itu Allah maha mengetahui dan wajib bagi Allah untuk selalu mengetahui (
Alimun / Aliman ). Karena bukti ilmu Allah swt tersebut pada tahunya hati
kita, maka hakikatnya bukan tahu kita, melainkan ilmunya Allah swt. Pemahamanya
adalah Bukan ilmu aku melainkan ilmu-Nya Allah
Allah Bersifat Kudrat. Artinya
Kuasa. Allah berkuasa dengan sifat kudrad-Nya. Sehinga dengan sifat
kudrat itu Allah maha kuasa dan wajib bagi Allah untuk selalu berkuasa (
Kadirun / Kadiran ). Karena bukti kudrat Allah swt tersebut pada kuasanya
tulang kita, maka hakikatnya bukan kuasa kita, melainkan kudratnya Allah swt.
Pemahamanya adalah Bukan kuasa aku melainkan kuasa-Nya Allah
Allah Bersifat Iradat. Artinya
Berkehendak. Allah berkehendak dengan sifat iradat-Nya ( Maridun / Muridan
). Sehingga dengan sifat iradat itu Allah maha berkehendak dan wajib
bagi Allah untuk selalu menghendaki. Karena bukti iradat Allah swt tersebut
pada kehendaknya nafsu kita, maka hakikatnya bukan kehendak kita, melainkan
iradatnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan kehendak aku melainkan
kehendak-Nya Allah
Allah Bersifat Basyar. Artinya
Melihat. Allah melihat dengan sifat basyar-Nya. Sehingga dengan sifat
basyar itu Allah maha melihat dan wajib bagi Allah untuk selalu melihat (
Basyirun / Basyiran ). Karena bukti basyar Allah swt tersebut pada
melihatnya mata kita, maka hakikatnya bukan penglihatan kita, melainkan
basyarnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan penglihatan aku
melainkan penglihatan-Nya Allah
Allah Bersifat Samik. Artinya
Mendengar. Allah mendengar dengan sifat samik-Nya. Sehingga dengan sifat
samik itu Allah maha mendengar dan wajib bagi Allah untuk selalu mendegar (
Samiun / Samian ). Karena bukti samik Allah swt tersebut pada mendengarnya
telinga kita, maka hakikatnya bukan pendengaran kita, melainkan samiknya Allah
swt. Pemahamanya adalah Bukan pendengaran aku melainkan
pendengaran-Nya Allah
Allah Bersifat Kalam. Artinya
Berkata-kata. Allah berkata dengan sifat kalam-Nya. Sehingga dengan
sifat kalam itu Allah maha berkata-kata dan wajib bagi Allah untuk selalu
berkata-kata ( Mutakalimun / Mutakaliman ). Karena bukti kalam Allah swt
tersebut pada berkatanya lidah kita, maka hakikatnya bukan perkataan kita,
melainkan kalamnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan perkataan aku
melainkan perkataan-Nya Allah
Jadi sampai dengan kajian keempat
atau kajian keenam tentang Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini
sudah bisa sedikit dirasakan bahwa Tidak satu pun yang ada pada diri kita,
melainkan hanyalah sifat Allah swt . Dengan pemahaman bahwa Bukan
aku melainkan sifat Allah semata-mata
Terakhir, sebelum memasuki kajian
selanjutnya, saya kembali mengingatkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang
difahami kepada para guru kita, dan sebagai solusi alternafif, silahkan menyampaikan
pertanyaan, saran, tanggapan, kritikan, batahan terhadap seluruh kajian ini
pada kotak komentar yang tersedia. atau kirim via email Insya Allah saya
akan berusaha menjawab dan menjelaskannya sesuai dengan segenap kemampuan yang
ada. [ Annafiz ]
Sumber : annafiz.wordpress.com
Labels:
Ad Durun Nafis,
Kitab,
Pendidikan,
Sufi,
Tauhid,
Teori
Subscribe to:
Posts (Atom)
Blog Archive
-
►
2015
(1)
- ► 10/25 - 11/01 (1)
-
►
2014
(30)
- ► 11/02 - 11/09 (1)
- ► 10/19 - 10/26 (29)
-
▼
2013
(38)
- ► 07/07 - 07/14 (1)
- ► 05/19 - 05/26 (6)
- ► 05/12 - 05/19 (2)
-
▼
04/28 - 05/05
(25)
- pakailah i'tibar mukjizatnya para nabi
- kata datuk dulu
- Sajak buat adinda
- Martabat Tujuh
- HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (4)
- HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (3)
- HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (2)
- Zikir Wirdul-Latif
- Urgensi Mursyid Dalam Mencari Jati Diri
- ILMU KALAM (USHULUDIN)
- KITAB TOK GURU PERAMU
- PERMULAAN PENCIPTAAN
- dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuwan Kafir Tentang Ke...
- PENCIPTAAAN NUR NABIYYUNA SAYYIDINA MUHAMMAD
- HAKIKAT ZAT FISSIFATULLAH (1)
- HAKIKAT DZAT PADA SIFAT ALLAH
- NUR MUHAMMAD REALITAS RUHANI
- Hakikat Awal Nur Muhammad
- TAUHIDU DZAT
- TAUHIDUS SIFAT
- TAUHIDUL AF’AL
- TAUHIDUL ASMA
- 4 MAQAM MUSYAHADAH
- NUR MUHAMAD
- Puisi terakhir WS. Rendra
- ► 04/14 - 04/21 (2)
- ► 03/24 - 03/31 (1)
- ► 01/20 - 01/27 (1)
-
►
2012
(104)
- ► 12/23 - 12/30 (52)
- ► 10/28 - 11/04 (2)
- ► 09/30 - 10/07 (2)
- ► 09/16 - 09/23 (8)
- ► 08/19 - 08/26 (6)
- ► 08/12 - 08/19 (3)
- ► 08/05 - 08/12 (31)
Categories
- Ad Durun Nafis (17)
- Al Hikam (4)
- Amalan (5)
- Berbakti (4)
- Cinta (19)
- Hakekat (32)
- Hikayat (49)
- Intisari (26)
- Jaswan Kabir (1)
- Kisah (7)
- Kitab (37)
- Medang (1)
- Motivasi (6)
- Musik (3)
- Pasrah (8)
- Pendidikan (16)
- Perumpamaan (20)
- Profil (5)
- Rumi (2)
- Sajak (30)
- Sirrul Assrar (27)
- Sufi (82)
- Tauhid (39)
- Tauladan (10)
- Teori (38)
- Tokoh (9)
- Yatim (1)
Followers
Entri Populer
-
NUR MUHAMAD Beliaulah yang mula mula sekali menyatakan bahwasanya kejadian Alam ini pada mulanya ialah dari pada “HAKIKATUL MUHAMMADIYAH” ...
-
Kyai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf ...
-
Al-Mursyid Syekh Mufti Pangeran Panghulu Nata Agama Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Mursyid dan Mufti Besar Kesult...
-
Ketahuilah penjelasan alif, arti dari alif, asal alif adalah titik. Titik adalah atomik, sedangkan atom adalah ruh lembut. Arti dari ruh ...
-
Salah satu permata Kalimantan pada jaman dulu adalah Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari lahir sekitar tahun 1150 H (1735M) di Martapura ...
-
Martabat Tanazzul pada tingkat-tingkat berikut ini . 1. Alam Arwah. Pada tingkat inilah terhimpun dan terhampar luas sega...
-
Ki Hadjar Dewantoro RUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN: 1. Pada UUD-1945 Dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, sesudah menyatakan ...
-
Dalam deretan ulama Banjar, nama Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari tak kalah masyhur dibanding Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Kalau Muha...
-
dalam bahasa sunyi cinta yang bicara adalah perilaku bukan kata aku memang berpuitis tetapi ku lebih takjub kepada peristiwa melebihi...
-
Hakikat Dzat pada Sifat Allah .Sebelum melanjutkan membaca dan memahami kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah pada bagian ini, per...
About Me
- masangga
Powered by Blogger.