Hakikat Dzat pada Sifat Allah
.Sekarang kita sudah memasuki kajian ke empat dari Hakikat Zat Pada Sifat
Allah, tapi kalau dilihat dari awal, kajian keempat ini sudah merupakan
kajian keenam yang saling berhubungan dimana sebelumnya telah dibahas Mengenal Allah .
Seluruh tanggapan dan komentar
tersebut akan kita coba, insya Allah membahasnya satu per satu setelah kajian
Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini selesai secara tuntas yaitu
berhasil mengantarkan seluruh pembaca dan pengunjung blog ini menemui
tuhannya masing-masing. Insya Allah
Selanjunya dari awal SAYA selalu dan
tidak akan pernah bosan mengingatkan bahwa, Kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah
ini adalah sebuah kajian yang bersifat pendalaman dari ilmu tauhid yang sangat
membutuhkan pemahaman, maka bacalah setiap postingan ini secara
berulang-ulang karena kalau hanya sekali baca saja dijamin tidak akan
mendapatkan pemahaman apa-apa.
Beberapa istilah yang dipakai,
mungkin kelihatan asing bagi sebagian orang, karena kajian ini adalah kajian
yang sebelumnya bersifat terutup dan dipelajari secara exclusive di berbagai
tempat. Itu pun murid-muridnya kebanyakan sudah berusia lanjut. Sehingga belum
tentu semua orang pernah belajar dan mempelajari ilmu ini. Sehingga untuk
hal-hal yang kurang dimengerti dan difahami sangat disarankan untuk
mendiskusikannya di majelis taklim dan pegajian masing-masing dibawah bimbingan
para guru yang memahami ilmu taswauf secara baik agar jangan tersesat.
Mari Kita lanjutkan kajian kita.
Sifat Hayat
Sebagaimana yang telah disampikan
pada kajian sebelumnya bahwa diantara dua puluh sifat yang difahami dalam
keyakinan Ahlul sunnah wal jamah terdapat dua sifat utama yang sangat
menentukan keberadaan sifat-sifat yang lain. Tanpa dua sifat tersebut, maka
keberadaan sifat-sifat yang lain akan tidak berarti, bahkan bisa meniadakan
sifat yang lain.
Diantara Dua sifat Allah swt
tersebut yang pertama telah disampaikan pada kajian sebelunya yaitu sifat ujud.
Pada kajian ini kata akan memahami sifat kedua yaitu sifat Hayat yang berarti
hidup. Sifat hayat ini sering juga dinyatakan sebagai ibu dari segala sifat
Allah, karena tanpa sifat hayat ini sifat ujud pada zat Allah swt menjadi tidak
berati sama sekali, sehingga mustahil sifat-sifat yang lain pada Allah swt bisa
dibuktikan.
Allah Bersifat Hayat. Artinya Hidup.
Allah hidup dengan sifat hayat-Nya. Sehingga dengan sifat hayat itu
Allah maha hidup dan wajib bagi Allah untuk selalu hidup ( Hayun / Hayan ).
Karena bukti hayat Allah swt tersebut pada hidupnya tubuh kita, maka hakikatnya
bukan hidup kita, melainkan hayatnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan
hidup aku melainkan hidup-Nya Allah
Allah Bersifat Ilmu. Artinya
Mengetahui. Allah tahu dengan sifat ilmu-Nya. Sehingga dengan sifat ilmu
itu Allah maha mengetahui dan wajib bagi Allah untuk selalu mengetahui (
Alimun / Aliman ). Karena bukti ilmu Allah swt tersebut pada tahunya hati
kita, maka hakikatnya bukan tahu kita, melainkan ilmunya Allah swt. Pemahamanya
adalah Bukan ilmu aku melainkan ilmu-Nya Allah
Allah Bersifat Kudrat. Artinya
Kuasa. Allah berkuasa dengan sifat kudrad-Nya. Sehinga dengan sifat
kudrat itu Allah maha kuasa dan wajib bagi Allah untuk selalu berkuasa (
Kadirun / Kadiran ). Karena bukti kudrat Allah swt tersebut pada kuasanya
tulang kita, maka hakikatnya bukan kuasa kita, melainkan kudratnya Allah swt.
Pemahamanya adalah Bukan kuasa aku melainkan kuasa-Nya Allah
Allah Bersifat Iradat. Artinya
Berkehendak. Allah berkehendak dengan sifat iradat-Nya ( Maridun / Muridan
). Sehingga dengan sifat iradat itu Allah maha berkehendak dan wajib
bagi Allah untuk selalu menghendaki. Karena bukti iradat Allah swt tersebut
pada kehendaknya nafsu kita, maka hakikatnya bukan kehendak kita, melainkan
iradatnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan kehendak aku melainkan
kehendak-Nya Allah
Allah Bersifat Basyar. Artinya
Melihat. Allah melihat dengan sifat basyar-Nya. Sehingga dengan sifat
basyar itu Allah maha melihat dan wajib bagi Allah untuk selalu melihat (
Basyirun / Basyiran ). Karena bukti basyar Allah swt tersebut pada
melihatnya mata kita, maka hakikatnya bukan penglihatan kita, melainkan
basyarnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan penglihatan aku
melainkan penglihatan-Nya Allah
Allah Bersifat Samik. Artinya
Mendengar. Allah mendengar dengan sifat samik-Nya. Sehingga dengan sifat
samik itu Allah maha mendengar dan wajib bagi Allah untuk selalu mendegar (
Samiun / Samian ). Karena bukti samik Allah swt tersebut pada mendengarnya
telinga kita, maka hakikatnya bukan pendengaran kita, melainkan samiknya Allah
swt. Pemahamanya adalah Bukan pendengaran aku melainkan
pendengaran-Nya Allah
Allah Bersifat Kalam. Artinya
Berkata-kata. Allah berkata dengan sifat kalam-Nya. Sehingga dengan
sifat kalam itu Allah maha berkata-kata dan wajib bagi Allah untuk selalu
berkata-kata ( Mutakalimun / Mutakaliman ). Karena bukti kalam Allah swt
tersebut pada berkatanya lidah kita, maka hakikatnya bukan perkataan kita,
melainkan kalamnya Allah swt. Pemahamanya adalah Bukan perkataan aku
melainkan perkataan-Nya Allah
Jadi sampai dengan kajian keempat
atau kajian keenam tentang Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini
sudah bisa sedikit dirasakan bahwa Tidak satu pun yang ada pada diri kita,
melainkan hanyalah sifat Allah swt . Dengan pemahaman bahwa Bukan
aku melainkan sifat Allah semata-mata
Terakhir, sebelum memasuki kajian
selanjutnya, saya kembali mengingatkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang
difahami kepada para guru kita, dan sebagai solusi alternafif, silahkan menyampaikan
pertanyaan, saran, tanggapan, kritikan, batahan terhadap seluruh kajian ini
pada kotak komentar yang tersedia. atau kirim via email Insya Allah saya
akan berusaha menjawab dan menjelaskannya sesuai dengan segenap kemampuan yang
ada. [ Annafiz ]
Sumber : annafiz.wordpress.com
1 comments:
Salam tuan guru.di sini saya ingin bertanya tentang solat.apa yg di fahami saya tentang solat ini adalah penyerahan diri kepada allah..iaitu fana kan diri tgl lah allah yg nyata.kita tiada.tapi amat lah susah untuk kita merasa atau berbuat demikian.ada x tips untuk mendiri kan solat yg sebetul nya dan tip meng fana kan diri.
Post a Comment